Wednesday, July 27, 2016

Not-On-Tobacco (NOT) Program

Berdasarkan data dari depkes.go.id, hampir 80% perokok mulai merokok saat usianya belum mencapai 19 tahun. Hasil Riskedas tahun 2007, 2010, 2013 trend usia merokok meningkat pada usia remaja, umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun, dan usia merokok paling tinggi pada usia 15-19 tahun. Selain itu, Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia, berdasarkan GYTS 2014, sebagian besar laki-laki pertama kali merokok pada usia 12-13 tahun dan perempuan pada usia <7 tahun dan 14-15 tahun. Didapatkan pula data dari Amerika bahwa, 9 dari 10 perokok memulai merokoknya pada usia 18 tahun dan setiap harinya, 3200 remaja berusia 18 tahun atau dibawahnya memulai merokok untuk pertama kalinya dan 2100 remaja menjadi perokok rutin.

Dari data-data tersebut, terdapat beberapa faktor penyebab banyaknya perokok pada usia remaja.
Seperti iklan-iklan yang ada dimedia masa, remaja menganggap bahwa rokok merupakan sebagai indikator level pergaulan, pengaruh dari orang tua yang merokok, sebagai mekanisme coping saat merasa stres/depresi, akademik yang buruk, status ekonomi yang rendah, dan remaja lebih sensitif terhadap nikotin sehingga lebih mudah ketergantungan.

Karena meningkatnya perokok pada remaja dan hasil pencegahan merokok pada remaja tidak terlalu menurunkan secara signifikan, American Lung Association (ALA) dan Universitas West Virginia menciptakan program NOT atau Not on Tobacco. Program ini bertujuan untuk membantu para remaja untuk berhenti merokok. Program NOT dilakukan dalam suatu grup dengan peserta berusia 14-19 tahun yang merupakan perokok aktif dan berkeinginan untuk berhenti. Program ini dilakukan selama 10 minggu dengan durasi 50 menit setiap pertemuan dan 4 kali booster, biasanya dapat dilakukan di sekolah dan selama jam sekolah, dapat pula dilakukan di komunitas. Satu grup berisi 10-12 remaja dan dibimbing oleh fasilitator (guru, perawat, relawan, dll yang memenuhi kriteria dan sudah ditraining).

Dalam program ini membahas topik-topik tentang motivasi, manajemen stres, efek dari merokok, mempersiapkan diri untuk berhenti merokok, pencegahan kekambuhan, media awareness, dan gaya hidup sehat. Program ini sendiri, memiliki 4 tujuan utama, yaitu (1) membantu remaja untuk berhenti merokok, (2) jika sulit untuk berhenti, setidaknya mengurangi jumlah batang rokok yang dikonsumsi, (3) meningkatkan gaya hidup sehat, (4) mengembangkan mekanisme coping, manajemen stres, keterampilan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Di Amerika, program NOT ini cukup memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan jumlah remaja yang berhenti merokok baik remaja laki-laki maupun perempuan.

Referensi:
1. http://rtips.cancer.gov/rtips/programDetails.do?programId=269048
2. http://www.cdc.gov/prc/pdf/not-on-tobacco-smoking-cessation.pdf
3. http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/youth_data/tobacco_use/
4. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hari-tanpa-tembakau-sedunia.pdf

Kirantri Larasati


2 comments:

  1. Apakah program ini dapat pula diterapkan di Indonesia yang notabene perokok remajanya kebanyakan dari kalangan menegah kebawah yang biasanya mempunyai sifat "bandel" dan "ngeyel" ? Apalagi didapatkan banyak guru-guru di sekolah yang dilihat sebagai contoh masih merokok dengan leluasa di lingkunagn sekolah juga. Bagaimana cara menyiasatinya ya?

    ReplyDelete
  2. Mungkin untuk menggunakan program ini sebagai langkah awal untuk menurunkan angka perokok pada remaja di Indonesia cukup sulit dilakukan. Baik perokok remaja dan dewasa pun cukup sulit melakukan usaha berhenti merokok, sehinggan diperlukan tahapan usaha. Langkah awal yang dapat kita lakukan, bisa dilakukan intervensi2 seperti postingan saya sebelumnya. salah satu intervensi yang dilakukan adalah menerapkan peraturan lingkungan sekolah bebas rokok, peraturan ini jg dapat membantu mengurangi contoh buruk ke siswa yang dilakukan oleh guru. setelah terpapar intervensi2 tersebut mereka menjadi mengetahui bahaya merokok, dan berkeinginan berhenti. disinilah program ini dapat dimulai, membantu remaja untuk berhenti merokok. namun mungkin ada saja remaja yang sudah berkeinginan berhenti namun takut jika dijauhi temannya dan hal2 lain, sehingga topik pada program inipun berisi ttg pencegahan thdp hal hal yang dapat terjadi setelah berhenti merokok, dan memunculkan kepercayaan diri mereka untuk berhenti merokok.

    ReplyDelete